Antara Nikmat Dunia dan Islam

وَعَلَيْكُمْ لسَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Manusia itu asalnya diciptakan sama. Pengaturan banyak sedikitnya harta, bukan semata hasil daya upaya manusia. Di dunia, manusia memainkan peran sebagai orang kaya atau orang miskin. 

Oleh karena itu, ketika berperan sebagai orang kaya, maka gunakanlah untuk jalan kebaikan. Bukan untuk sombong atau angkuh, karena ini hanyalah peranan. Ketika miskin, janganlah sampai kehilangan Iman. Dan hendaknya bersabar.

Bila manusia memainkan peranan dengan baik, maka kelak ada 'upah' yang kekal dari Yang Maha Menciptakan.

Tak ada yang mustahil bagi Allah. Tak ada seorang pun yang mampu mencegah Allah melakukan kehendak-Nya. Anak, istri, atau siapapun, takkan mampu menolong seseorang dari hukuman Allah.

Hadits Nabi ﷺ agar kita bisa memahami perbandingan nikmat iman dan nikmat dunia:
“Sesungguhnya Allah memberi dunia kepada siapa yang Dia cinta dan juga pada yang Dia benci. Tapi Dia tidak memberi nikmat agama ini (Islam dan iman), kecuali hanya pada orang yang Dia cintai.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak-nya).

Semangat beraktifitas meraih berkahnya waktu di pagi hari, semoga kita senantiasa dikaruniakan sehat, selalu bersyukur dan bersabar serta istiqamah dalam melaksanakan semua Perintah-NYA dan meninggalkan semua Larangangan-NYA.

Aamiin ya Rabbal'alammin.
Alhamdulillāh alladzī bini’matihi tatimmush shālihāt.//*wagikhwahfillah/@gus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Makna Ikhwah Fillah

Saatnya Memasuki Zona Ikhlas

Khutbah Jum'at: "Apakah Allah Perlu DIbela?"